Get Gifs at CodemySpace.com

ANALISIS FECES MONYET EKOR PANJANG (Macac fascicularis) DI TAMAN WISATA BUMI KEDATON

Sabtu, 26 November 2011





ANALISIS FECES MONYET EKOR PANJANG
(Macac fascicularis) DI TAMAN WISATA BUMI KEDATON

( Laporan Praktikum Analisis Keanekaragaman Flora dan Fauna)





Oleh
Yudi Safril Ariza
Oben
Elya Artika
M. Dedy Pratama S
Teguh Priyono
M. Irwan kesuma




clip_image002
 









JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011




I.  PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Taman Wisata Bumi Kedaton, bagian dari keragaman tersebut. Taman wisata yang dibuka akhir Oktober 2004, berada di bagian barat Kota Bandar Lampung ini, memang menarik dan unik sehingga cocok sebagai tempat untuk rileks bagi keluarga dan wisatawan di Lampung.
Menariknya lantaran nuansa alam perbuktian, lembah, perkampungan hijau, dan gemercik sungai begitu kental. Memang Taman Wisata ini sejak dulu sampai kini dikenal sebagai daerah pengasil buah-buahan segar seperti durian, manggis, duku, pisang dan palawija. Karena struktur di tanah ini daerah ini memang subur, hijau dan berhawa sejuk.
Uniknya karena beberapa hewan menghiasi taman ini, mirip seperti kebun binatang. Beberapa koleksi satwa seperti gajah Sumatera, buaya, siamang, beruk, kera ekor panjang, ayam hutan, elang, biawak dan berbagai jenis ayam dari Cina, Arab, dan Australia, menjadi penghuni tetap. Dan pengelola Taman berusaha keras untuk selalu menambah koleksi satwa agar menambah daya tarik.
Selain itu, ada atraksi yang menghibur wisatawan. Misalnya, atraksi Gajah bahkan wisatawan dapat menunggang gajah dengan tracking khusus, memberi makan gajah serta foto bersama hewan bertubuh tambun ini. Atraksi lainnya, Kuda Pencak dan tarian tradsional Lampung yang pentas pada musim liburan.
Bumi Kedaton juga dilengkapi lahan perkemahan yang ada di bagian utara di sisi sungai yang mengalir dari lereng Gunung Betung. Juga tersedia fasilitas rekreasi keluarga, rumah khas Lampung bertiang, bungalow dengan panorama lembah dan perbukitan yang cocok untuk santai, lokasi outbond, jogging track, wisata kano di sungai nan jernih dan bersih.
Dan kini, Taman wisata dilengkapi dengan koleksi tanaman langka yang bertujuan untuk lebih memperkenalkan kekayaan fauna Nusantara, khususnya untuk daerah Sumatera. Fasilitas lainnya dilengkapi jembatan gantung, kolam renang, kolam pemancingan sampai dengan food stall dan ikan bakar semakin menampakkan visi Bumi Kedaton ke depan sebagai one stop shopping antara wisata, bermain dan sekaligus tempat meeting.
Akses menuju Taman Wisata Bumi Kedaton ini tidak sulit, hanya sekitar setengah jam berkendara dari pusat kota Bandar Lampung. Selama dalam perjalanan menuju obyek wisata itu pasti disuguhi panorama alam pegunungan dan lembah yang hijau dan udara yang sejuk mengingat kawasan ini terletak di ketinggian antara 700 m sampai dengan 900 meter. Seperti yang dipaparkan di atas, Taman Wisata Bumi Kedaton memiliki koleksi satwa yang sangat beragam sehingga dalam praktikum analisis feces dan tapak satwa sangat sesuai dilakukan disini.


B.  Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui ukuran feces,warna feces, dan bentuk fecesMonyet Ekor Panjang (Macac fascicularis)










II. METODE PENGAMATAN

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Alat tulis, kamera, penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan adalah feces Monyet Ekor Panjang
(Macac fascicularis) yang diamati,satwa ini yang berada di Taman Wisata Bumi Kedaton.


B. Cara Kerja

Berikut ini cara Kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:
  1. Mengambil sampel feces satwa, kemudian mendeskripsikan sesuai aslinya. deskripsi ini berupa: panjang feces, lebar feces, bentuk feces dan warna feces. 
  2. Sampel feces difoto untuk kemudian di laporkan beserta foto aslinya














III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Setelah melakukan praktikum maka di dapatkan data pengamatan sebagai berikut:

NO
Nama lokal
Nama ilmiah
Ukuran Feces
Warna Feces
keterangan
1.
Panjang

(Macaca fascicularis)
P= 2 cm
L= 1 cm

Coklat kehitaman
Lonjong dan memanjang


B. Pembahasan

Di Taman wisata bumi kedatonresmi dibuka pada akhir Oktober 2004, taman ini berada di bagian barat Kota Bandar Lampung.Taman Wisata Bumi Kedaton memiliki kemiripan dengan kebun binatang karena memiliki sejumlah satwa mulai dari gajah sumatera (Elephas maxsimus sumatrensis) yang didatangkan dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), siamang (Symphalangus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ayam hutan (Gallus gallus), elang (Folconidae), biawak (Varanus salvator), dan berbagai jenis ayam dari Cina, Arab, Australia dll.

Praktikum analisis keanekaragaman flora dan fauna menurut kami sangat sesuai dilaksanakan disini mengingat Taman Nasional Bumi Kedaton memiliki keanekaragaman fauna yang cukup tinggi. Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan pada satu satwa yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) Adapun langkah pengamatan yang kami lakukan yaitu mengukur panjang dan lebar feces dari satwa yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian mencatat warna dan bentuk dari feces-feces tersebut. Pada pengamatan feces beruang madu (Helartos malayanus)kami mengalami kesulita
 Pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Dalam pengamatan ini kami mendapatkan kemudahan karena salah satu satwa ini sudah dalam keadaan jinak sehingga mudah dalam melakukan pengamatan feces. Karena kedaan jinaknya satwa ini dimanfaatkan untuk pengambilan foto bagi pengunjung.

Warna feces monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yaitu coklat kehitaman dengan bentuk panjang  lonjong berukuran kecil karena dapat kita ketahui bahwa monyet ekor panjang ini merupakan satwa yang memakan buah-buahan dan biji-bijian sehingga pada feces itu mirip sekali warna buah yang telah busuk. bentuknya juga agak lancip pada sisi ujung-ujung feces. Dan dari segi penciuman bau dari peces monyet ekor panjang ini sangat menyengat.
Dengan dilaksanakannya praktikum ini kami lebih memahami keanekaragaman fauna yang ada di Taman Wisata Bumi Kedaton. Selain itu kami juga mengetahui ukuran feces, warna feces, bentuk feces . ini pengalaman kami tentang satwa.























IV. KESIMPULAN


A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :
1.      Kami dapat mengetahui Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) memiliki panjang feces yaitu  2 cm dan lebar feces yaitu 1 cm

2.      Kami dapat mengetahui bahwa feces Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) berwarna coklat kehitam-hitaman dan berbentuk lonjong agak panjang.


B. Saran

Menurut kelompok kami  praktikum ini sangat baik, karena setelah melakukan pengamatan kita lebih paham mengenai feces dari Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).










DAFTAR PUSTAKA



Djuwantoko. 2000. Pendekatan ekosistem dalam konservasi primata.
Seminar Primatologi Indonesia 2000. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Hewan dan Fakultas Kehutanan UGM.

Suprijatna, J. and H.W. Edy. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Winarno, Gunardi Joko. 2005. Manajemen Satwa Liar. Universitas     Lampung.Bandar Lampung.

www. Goggle.com, Analisis feces satwa liar. Di unduh tanggal 10 maret 2011.






























Lampiran





Poto 1. Kelompok 3 dan kiper/perawat satwa di taman wisata bumi kedaton.










Poto 2 : pengukuran feces Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).






Poto 3 : pengukuran feces Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

UKURAN OPTIMAL FESES KUDA ( Equus caballus )





UKURAN OPTIMAL FESES KUDA ( Equus caballus )
(Laporan Praktikum Analisis Keanekaragaman Flora dan Fauna)




Oleh

Agung Wahyudi
Andrian Dwi Atmanto
Anita Dewi Agustin
Rumiko Rivando
Noerma Puspita




Unila 2












JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2011



I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.
Kuda berevolusi hingga menjadi kuda yang seperti sekarang ini. mulai dari perubahan jarinya yang sekarang hanya tinggal satu akibat dari seleksi alam. Kuda-kuda yang ringan, seperti kuda Arab, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Thoroughbred beratnya bisa mencapai sekitar 590 kg. Kuda yang "berat" atau kuda beban, seperti misalnya Clydesdale, Draft, Percheron, dan Shire beratnya dapat mencapai hingga 907 kg.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1.    untuk mengetahui ukuran feses kuda ( Equus caballus ) yang ada di Taman Wisata Bumi Kedaton.
2.    mengetahui karakteristik dari feses kuda tersebut.



II. METODE PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada :
Hari/tanggal         : Minggu,13 Maret 2011
Tempat                 : Taman Wisata Bumi Kedaton, bandar Lampung
Waktu                   : 09.00- selesai

B.       Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
·         Penggaris, Pensil/Pena, Kertas
·         Feses kuda yang masih segar
·         Kamera


C. Cara Kerja

1.  memfoto feses di dalam kandang dengan menyertakan penggaris dalam pemtretan feses
2.  meyerok feses tersebut lalu melakukan pengukuran panjang, lebar, atau diameter feses.
3.  menggambar deskripsi dan bentuk feses satwa tersebut dengan ukuran yang jelas.





III.       HASIL PENGAMATAN


Tabel Pengamatan Analisis Feses

No
Panjang
Lebar
Tinggi
Warna
Gambar
1
4,5 cm
2,5 cm
2,3 cm
Hijau kecoklatan




Sketsa feses kuda
                                                                                                t = 2,3 cm
                                    p= 4,5 cm




                                                                       





                                                                                          l=2,5 cm




















IV. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah menganalisis feses satwa, dan satwa yang kami amati yaitu kuda ( Equus caballus ). Caranya  dengan cara mengukur feses dengan menggunakan penggaris dan mengamati bentuk, warna serta menganalisis ukuran feses yang ada. inja atau feses atau dalam bahasa kasarnya disebut tahi adalah produk buangan saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekwensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekwensi buang air besar disebut dengan diare atau mencret.
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga gas hidrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas feses atau tinja. Terdapat juga beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau feses atau tinja.

Hal pertama yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah mengambil feses yang tersedia, namun dalam pengambilan feses dicari bentuk feses yang bagus, ideal dan tidak hancur/ utuh, yang diletakkan di kertas ataupun daun pisang yang telah disediakan. Kemudian feses-feses tersebut diamati bentuk dan warnanya, serta diukur panjang serta lebarnya dengan menggunakan penggaris. Setelah diketahui panjang dan lebar feses tersebut, maka dihitung  tinggi feses tersebut.

Dari hasil pengamatan diperoleh data yaitu, panjang feses sebesar 4,5 cm, lebar feses sebesar 2,5 cm dan tinggi feses sebesar 2,3 cm. Sedangkan warna dari feses tersebut berwarna hijau kecoklatan. Feses yang diambil adalah feses yang masih segar dan berstruktur baik dan tidak hancur. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah saat melakukan pengukuran dan pengamatan. Warna feses rusa yang mengkilap biasanya adalah feses yang baru dikeluarkan, sedangkan bila feses pucat dan kering biasanya telah lama dikeluarkan dan telah terkena sinar matahari alam waktu yang lama.

Adapun bentuk dari feses kuda sendiri beranekaragam, ada yang berbentuk lonjong, bulat , dan adapula yang tak berbentuk atau menggumpal tak beraturan. Namun mayoritas feses kuda berbentuk lonjong. Bentuk feses kuda sangat dipengaruhi oleh makanan yang ia makan. Adapun makanan yang diberikan oleh pihak pengelola Taman Wisata  Bumi Kedaton adalah rumput dan dicampur dengan singkong. Menurut Hawcroft (1990), biasanya kuda mengeluarkan feses 10-15 kali dalam sehari. Warna, konsistensi, volume, bau dan frekuensi defekasi sangat tergantung pada jenis pakan dan program latihan yang diterima. Seekor kuda yang menerima diet seimbang mengeluarkan feses yang berwarna coklat, berbentuk, cenderung hancur ketika jatuh ke tanah dan mempunyai bau yang tidak menyenangkan. Kuda-kuda yang memakan rumput berair akan sering mengeluarkan feses dengan keadaan berwarna hijau, tidak berbentuk, seperti feses sapi; pemberian dalam volume besar dengan rendah kualitas hay, feses akan sulit keluar, berwarna kehitaman.
















V. KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan ini adalah :
1.  Ukuran feses kuda ( Equus caballus ) yang telah diamati yaitu panjang sebesar 4,5cm, lebar 2,5 cm, dan tinggi feses tersebut sebesar 2,3cm.
2.  Karakteristik dari feses yang diamati yaitu berwarna hijau kecoklatan, berstektur agak kasar, dan berbentuk lonjong.
























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda. Diunduh pada 15 Maret 2011.

Anonim. 2011. http://duniakuda.blogspot.com/. Diunduh pada 15 Maret 2011

Harper. Collins. 1996.Book of Horses: A Complete Medical Reference Guide for Horses and Foals, disunting oleh Mordecai Siegal. (Oleh dosen dan staf, Universitas California, Davis, Sekolah Kedokteran Hewan.).



































LAMPIRAN















Gambar 1. Segumpal Feses kuda ( Equus callabus ) di kandang kuda Taman Wisata Bumi Kedaton.













Gambar 2. Sampel feses kuda yang diamati di Kandang kuda Taman Wisata Bumi Kedaton















Gambar 3. Kuda  (Equss callabus ) yang ada di Taman wisata Bumi Kedaton






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer