Get Gifs at CodemySpace.com

Provokator Tawuran Unila Terancam DO

Sabtu, 24 September 2011

VIVAnews - Rektor Universitas Lampung (Unila) Sugeng P. Harianto mengancam akan memberikan sanksi dikeluarkan atau drop out (DO) kepada mahasiswa Unila yang dianggap sebagai provokator pada tawuran yang terjadi antar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Teknik Unila, Rabu kemarin.

"Unila tidak bisa mentolerir hal yang memalukan tersebut," kata Sugeng saat ditemui pada acara Dies Natalis Unila, Kamis 22 September 2011.

Sugeng menambahkan masing-masing fakultas sedang menginventaris kerusakan dan korban luka akibat tawuran itu. Jika ditemukan tindak kriminal, imbuhnya, kampus menyerahkan kepada kepolisian. "Saya juga masih bertanya-tanya apakah benar kejadian tersebut dipicu benar-benar oleh mahasiswa Unila. Hal ini masih diusut," tukasnya.

Sementara itu, Pembantu Rektor III Unila Sunarto juga mengutuk peristiwa brutal tersebut. "Itu bukan mahasiswa. Sangat memalukan!"
Sunarto juga mengatakan pimpinan serta perwakilan mahasiswa masing-masing fakultas masih  berunding. "Kedua fakultas sudah berjanji untuk berdamai," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua fakultas ini terlibat tawuran yang dipicu saling senggol dan rebutan jalan saat arak-arakan perayaan wisuda. Dalam peristiwa tersebut puluhan mobil, motor milik dosen, dan mahasiswa rusak. Kaca-kaca gedung kampus juga hancur berantakan.

Menurut pantauan VIVAnews di kedua fakultas, Kamis 22 September 2011, suasana masih terlihat mencekam. Puluhan anggota kepolisian bersenjata masih disiagakan di antara kedua fakultas tersebut. Bahkan proses belajar di kedua kampus diliburkan untuk menghindari tawuran berulang kembali.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Link abaout kehutanan

http://pengertian-definisi.blogspot.com/p/paper.html

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

FUNGSI DAERAH ALIRAN SUNGAI

Daerah Aliran Sungai sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya ke laut atau ke danau maka fungsi hidrologisnya sangat dipengaruhi jumlah curah hujan yang diterima, geologi yang mendasari dan bentuk lahan.

Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk:
  1. mengalirkan air;
  2. menyangga kejadian puncak hujan;
  3. melepas air secara bertahap;
  4. memelihara kualitas air dan
  5. mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)


Memahami hubungan antara penggunaan lahan dan aliran air ke daerah hilir memiliki arti yang sangat penting karena permintaan air bagi produksi pertanian, industri dan kebutuhan domestik terus meningkat, sementara suplai tetap. Dalam banyak kasus, kekhawatiran akan dampak penggundulan hutan pada kualitas, kuantitas dan keteraturan aliran air dari hulu, merupakan dasar diterapkannya aturan penggunaan lahan. Suatu aturan penggunaan lahan seringkali mengakibatkan makin terbatasnya kesempatan masyarakat hulu untuk hidup sesuai dengan cara yang mereka inginkan atau anggap cocok.


Keprihatinan atas hilangnya hutan tropis pada hakikatnya merupakan kekhawatiran atas hilangnya 'nilai intrinsik' hutan dan fungsi jasa lingkungan. Penggunaan lahan di daerah hulu, seperti untuk kawasan hutan, pertanian, dan agroforestri, merupakan bagian penting dari fungsi jasa lingkungan. Masyarakat memperoleh pendapatan (subsisten atau manfaat langsung) dari apa yang mereka panen, tanam, dan ambil dari lanskap daerah hulu. Sayangnya, mereka tidak memperoleh hasil apapun dari usaha memelihara agar lanskap selalu dapat menghasilkan fungsi jasa lingkungan bagi para pengguna di luar kawasan dan di daerah hilir. Dengan demikian, pemeliharaan dan peningkatan fungsi jasa lingkungan masih dianggap sekedar eksternalitas dari keputusan pengelolaan lahan yang diambil.

Sumber : Pendekatan Terpadu dalam Menilai Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Oleh Farida, Kevin Jeanes, Dian Kurniasari,Atiek Widayati,Andree Ekadinata, Danan Prasetyo Hadi, Laxman Joshi, Desi Suyamto dan Meine van Noordwijk

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

SIG

Aplikasi Sistem Informasi Geografis

  1. Pelayanan emergensi (Emergency Services): Sistem informasi kejadian kebakaran dan masalah-masalah kopolisian (Fire and Police emergence services)
  2. Lingkungan (Environmental) yang mencakup masalah pemantauan dan atau pemodelan spasialnya (Monitoring and spatial modeling)
  3. Bisnis (Business), misalnya penentuan lokasi lokasi perniagaan (toko, mall, pasar swalayan), sistem pelayanan antar (delivery service system).
  4. Industri transportasi, komunikasi, pertambangan, pemasangan pipa dan layanan kesehatan (Transportation, Communication, Mining, Pipelines, Healthcare)
  5. Pemerintahan (Government), batas-batas administrasi pemerintahan beserta data statistiknya serta kemiliteran.
  6. Pendidikan, penelitian dan administrasi. 


Dengan keunikan SIG  yang didisain merupakan gabungan antara CAD dan basis data serta mempunyai konsep topologi, maka SIG mampu menjawab beberapa pertanyaan generik, diantaranya adalah:

1        Lokasi: untuk mengetahui lokasi keberadaan suatu fitur (feature) tertentu. Misalnya:
a)     Di Lokasi HPH mana saja lokasi kebakaran hutan atau titik-titik hot spot ditemukan?
b)     Lokasi hutan gambut ada dimana saja di Wilayah Kalimantan Tengah?
c)      Kejadian lokasi longsor ada pada koordinat berapa?

2        Ukuran (panjang, luas dan keliling):
a)     Berapa jarak antara lokasi tanah longsor dari ibu kota kecamatan A?
b)     Berapa luas lahan longsor yang terjadi
c)      Berapa kira-kira panjang batas luar suatu kawasan Taman Nasional?

3        Analisis tetangga (neighbourhood analysis)  Dengan SIG, maka dapat dilakukan analisis tetangga, yaitu:
a)     Adjacency atau contiguty, untuk mengetahui apa saja fitur atau obyek yang ada di sekitarnya.  Contoh, nama-nama desa yang berbatasan langsung dengan propinsi DKI Jakarta.  Kecamatan apa saja yang dilalui oleh ruas jalan tertentu?
b)     Connectivity, untuk mengetahui keterhubungan antara fitur yang satu dengan yang lainnya. Contoh, Apakah lokasi kebakaran hutan dapat diakses dengan jalan tertentu? 
c)      Proximity, pada radius 200 m dari sumber mata air ada apa saja?  Siapa saja pemilik lahan yang akan dibebaskan di sepanjang jalan Jakarta-Bogor pada kisaran lebar 50 meter di kiri-kanan jalan?

4        Atribut: Apa saja atribut yang dimiliki oleh suatu fetaure? Keterangan atau fakta yang menerangkan suatu feature. Ini akan sangat mudah diketahui karena semua data sapasial pada SIG terkait dengan suatu basis data, yang mempunyai record dan field (item) tertentu.

5        Mampu mengetahui kesesuaian penggunaan kawasan, atau melalukan ”query”terhadap suatu fitur yang dikehendaki.  Misalnya:
a)     Kesesuaian fungsi kawasan
b)     Mencari lokasi yang sesuai dengan penggunaan lahan untuk pembangunan bangunan tempat perkemahan yang mempunyai beberapa persyaratan sebagai berikut:
i)       Dekat dengan sumber mata air (maksimal 200 m)
ii)     Kemiringan lereng tidak boleh lebih dari 15%
iii)   Luas lahan minimal 1000 m2.
iv)    Jarak dari jalan utama maksimal 3 km

6        Bagaimana pola (pattern) keberadaan tanah longsor atau kebakaran hutan yang terjadi? Bagaimana hubungan spasialnya dengan fitur-fitur yang ada di sekitarnya?

7        Bagaimana trend (kecenderungan) suatu fitur?.  Sebagai contoh, bagaimana kecenderungan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode 2000 sampai dengan 2005? Bagaimana dengan intensitas kerusakannya dalam kurun waktu tertentu?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Trend Teknologi SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

Software SIG

Sejak awal tahun 1995-an, sistem informasi geografis berkembang demikian pesat. Pada bidang aplikasi pengelolaan sumberdaya lama, trend evolusi, adaptasi dan perubahan SIG tetap berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemakai. Pada awalnya perangkat lunak SIG maupun penginderaan jauh hanya dirancang menggunakan format data tertentu, misalnya hanya menggunakan struktur data raster atau vektor. Sejalan dengan kemanjuan teknologi, dan semakin banyaknya perangkat lunak SIG baik untuk penelitian maupun pengerjaan proyek berskala besar, perangkat lunak yang ada saat ini sudah mulai mempunyai kemampuan untuk mengolah atau menganalisis data vektor dan data raster sekaligus. Dari sejumlah perangkat lunak yang tersedia di pasaran, beberapa diantaranya dapat membaca format-format yang dikeluarkan oleh perangkat lunak lainnya.

Kehutanan Detil (Precision Forestry)

Kedatangan citra satelit beresolusi spasial tinggi seperti IKONOS dan Quickbird, telah membuka kesempatan dan peluang baru dalam pengembangan dan atau penelitian. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, saat ini telah diperkenalkan apa yang disebut dengan ”Kehutanan detil (precision forestry)” atau ”Pertanian detil (precision agriculture)” (Bettinge and Wing, 2004). Pada tehnik yang presisi ini juga digunakan GPS sebagai sarana navigasi. Precision forestry dikemukakan pada Bulan Juni tahun 2001 di University of Washington’s Forestry Symposium. Dalam simposium ini dibahas tentang metode pengumpulan, analisis dan pemanfaatan data yang mempunyai keakuratan dan ketelitian yang tinggi dari permukaan bumi untuk pengelolaan sumberdaya alam.
Dalam kehutanan detil, biasanya digunakan alat pendukung yang juga mempunyai ketelitian yang tinggi, misalnya penggunaan EDM (Electronic Distance Measuring) tool untuk merekam posisi spasial dari suatu fitur bentang alam secara teliti dan tepat waktu. Dalam hal ini juga diperlukan adanya DEM yang mempunyai resolusi spasial yang halus. Ketersediaan GPS dengan kemampuan ketelitian yang tinggi akan ikut membantu perkembangan kehutanan detil ini.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Amerika Serikat kucurkan Dana US$1,5 juta untuk REDD Plus di Indonesia

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memberikan pendanaan awal sebesar US$1,5 juta dari pendanaan multi-juta dolar Dana Hutan dan Iklim Gubernur atau “Dana GCF”, untuk mendukung implementasi Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) di negara bagian dan propinsi GCF.

Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang menuturkan dana GCF merupakan fasilitas pertama di dunia dimana donor publik dan swasta serta investor dapat secara langsung mendanai upaya-upaya REDD+ negara bagian dan propinsi di banyak negara.

“Hari ini para Gubernur GCF menyediakan peluang kemitraan yang unik untuk membantu kita mengembangkan jalur-jalur baru menuju pembangunan rendah emisi sambil tetap mengedepankan prioritas masyarakat lokal pengguna hutan untuk meningkatkan standar hidup mereka dan akses mereka ke pendidikan dan layanan kesehatan,” ujarnya, hari ini.

Saat ini, peluang-peluang pendanaan bagi negara bagian dan propinsi yang berupaya mengembangkan program-program REDD+ yang inovatif masih terbatas.

Dana GCF dikembangkan untuk mengatasi kesenjangan ini lewat pembentukan sebuah fasilitas pendanaan independen senilai US$6 juta untuk mempromosikan pengembangan program-program REDD+ se-negara bagian/propinsi yang berhasil.

Pada Agustus 2011, Departemen Negara Amerika Serikat menjadi penyokong dana awal untuk Dana GCF, lewat komitmen pendanaan sebesar US$1,5 juta untuk mendukung peningkatan kajian stok karbon hutan se-negara bagian dan peningkatan proses-proses stakeholder.

Dana GCF sedang mencari tambahan dana sebesar US$4,5 juta untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung dan direncanakan untuk periode 2012-2013 terkait perhitungan karbon hutan, program-program pengembangan model-model pembagian manfaat dan kegiatan-kegiatan pendukung implementasi REDD+. (bsi)

copas : http://irwantoshut.blogspot.com/2011/09/amerika-serikat-kucurkan-dana-us15-juta.html

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer