Get Gifs at CodemySpace.com

THEODOLIT

Jumat, 23 November 2012


THEODOLIT
(Makalah Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah)






Oleh
Kelompok 1

Akbar Rulianto           1114151003
Anisa Awalul             1114151007
Edrian Junarsa            1114151023
 Erwin                          1114151029
Kiki Dwi A.               1114151038
Lirih Wigaty               1114151040
Maya Adelina             1114151044
 Riska E.                      0914081038







FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012







I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.


B. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kegunaan theodolit.
b. Untuk mengetahui bagian bagian dari theodolit.

II. ISI
. 

Sebelum teodolit, instrumen seperti lingkaran geometris persegi dan berbagai lulus (circumferentor) dan setengah lingkaran (graphometer) digunakan untuk mendapatkan baik pengukuran sudut vertikal atau horizontal. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menaruh dua perangkat ukur ke satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan instrumennya dalam lampiran bukunya Margarita Philosophica, yang diterbitkan di Strasburg tahun 1512. Digambarkan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan pembuat peta, yang membuat perangkat di tahun yang sama disebut  Waldseemüller. instrumen nya polimetrum tersebut.
Kejadian pertama kata "teodolit" ditemukan dalam buku pelajaran survei Praktek geometrik bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang diterbitkan secara anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. etimologi dari kata tersebut tidak diketahui. Bagian pertama dari theo Latin Baru-delitus mungkin berasal dari bahasa Yunani, "untuk dilihat atau melihat perhatian pada ", [7] tetapi bagian kedua lebih membingungkan dan sering dihubungkan dengan sebuah variasi tdk seperti seorang sarjana dari salah satu kata Yunani yang berarti "jelas", delitus adalah variasi dari deletus terlentang Latin, dalam arti" dicoret ". 
Modern theodolites 
Dalam theodolites hari ini, pembacaan keluar dari lingkaran horizontal dan vertikal biasanya dilakukan secara elektronik. pembacaan dilakukan dengan encoder rotary, yang bisa mutlak, misalnyamenggunakan kode Gray, atau tambahan, menggunakan lampu jarak yang sama dan band radial gelap. Dalam kasus terakhir lingkaran berputar dengan cepat, mengurangi pengukuran sudut

untuk pengukuran elektronik perbedaan waktu. Selain itu, akhir-akhir ini sensor CCD telah ditambahkan ke bidang fokus teleskop sehingga kedua auto-target dan pengukuran otomatis target sisa offset. Semua ini diimplementasikan dalam perangkat lunak tertanam.
Teodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah (Muhamadi, 2004). Menurut Farrington (1997) dalam Anggraeni (2004) teodolit pada dasarnya berupa teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk pembulat )piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga  memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Bagian-bagian yang penting dari alat teodolit menurut Muhamadi (2004):
a. Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
b.  Lingkaran skala vertical
c.  Sumbu mendatar
d.  Indeks pembaca lingkaran skala tegak
e.  Penyangga sumbu mendatar
f.  Indeks pembaca lingkaran skala mendatar
g. Sumbu tegak
h. Lingkaran skala mendatar
i. Nivo kotak
j.  Nivo tabung
k. Tribrach
l.  Skrup kaki tribrach
Kegunaan Teodolit
Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari (Anonim. 2010).
Konstruksinya
·      Teodolit repetisi
Lingkaran skala mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak. Bila skrup pengunci lingkaran skala mendatar dibuka, maka tidak dapat dilakukan pengukuran sudut. Besarnya sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan ke dua buah target hanya dapat diukur kalau skrup pengunci lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebab bila sekrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada saat diputar, piringan skala mendatar ikut berputar bersama-sama dengan indek pembaca lingkaran mendatar.
Keuntungannya adalah dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu arah garis bidik tertentu. Misal pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala mendatarnya dibuat 0o, kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan skala mendatar di B juga merupakan sudut APB
Description: http://fitriherdiyanti.files.wordpress.com/2012/02/theodolit-31620.jpg?w=300&h=197

·      Teodolit reiterasi
Lingkaran skala mendatar (horizontal) teodolit menyatu dengan tribrach, sehingga lingkaran mendatar tidak dapat diputar atau bersifat tetap. Akibatnya bacaan lingkaran mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan arah. Jadi sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan arah kedua dikurangi bacaan arah pertama.
Description: http://fitriherdiyanti.files.wordpress.com/2012/02/t3.jpg?w=300&h=298










Sistem pembacaan
- Sistem dengan indeks garis
- Sistem dengan nonius
-  Sistem dengan micrometer
- Sistem koinsidensi
-  Sistem digital
Ketelitiannya
a. Teodolit presisi/teliti, misal Wild tipeT-3
b. Teodolit satu sekon, misal Wild tipe T2
c. Teodolit puluhan sekon , misal Shokisa tipe TM-20
d. Teodolit satu menit, misal Wild tipe T0

Pengoperasian Teodolit
Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan.
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10.Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11.Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12.Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
Description: C:\Users\acer\Downloads\gmb1.jpg13.Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.














Bagian – Bagian Dari Theodolit
Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagi menjadi 3 bagian:
1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius.
Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

Macam / Jenis Theodolit
1. Macam Theodolit menurut sistem bacaannya:
·           Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis
·           Theodolite sistem baca dengan Nonius
·           Theodolite sistem baca dengan Micrometer
·           Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi
·            Theodolite sistem baca dengan Digital
2. Theodolit menurut skala ketelitian
·           Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)
·           Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)
·           Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)
·           Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)
·           Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)
Persyaratan Operasi Theodolit
a. Sumbu ı harus tegak lurus dengan sumbu ıı (dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).
b. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu ıı.
c. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan indeks skala tegak.
d.  Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu ıı.
Cara-Cara Penyetelan Theodolit:
a. Dirikan statif sesui dengan prosedur yang ditentukan.
b. Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan peawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
c. Stel nivo kotak dengan cara:
- Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat gambar a)
- Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah (lihat gambar b)
- Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.
Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel
(A,B,C), maka caranya adalah:
1.        Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B(lihat gambar a)
2.        Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat gambar a)
3.        Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat gambar b)
4.        Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah.
5.        Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah
Cara Pembacaan Baak Ukur       
Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang berwarna merah dan hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya 1cm.
Langkah Perhitungan
 Jika Memakai Sudut Vertikal (Zenith) :
o Do = (BA-BB) x100 x sin V, jarak optis
o Do = (BA-BB) x 100 x sin2 V, jarak datar
 Jika Memakai Sudut Vertikal (Elevasi)
o Do = (BA-BB) x 100 x cos V, jarak optis
o Do = (BA-BB) x100 x cos2 V, jarakk datar

Perhitungan Beda Tinggi (∆H)
 Jika memakai sudut vertical (zenith) :
∆h = ta + dh – BT
tan V
 Jika memakai sudut vertical (elevasi) :
∆h = ta + (dh x tan V) – BT
Perhitungan Ketinggian
TPx = TP1 + ∆h
TP1 adalah ketinggian di titik pesawat
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997).
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.



III. PENUTUP


Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan dari theodolit dapat digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari
2. Bagian-bagian theodolit terdiri dari bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah.












DAFTAR PUSTAKA


Anngraeni. 2004. Bab 2. Praktikum Simulasi Survey A. http://elisa.ugm.ac.id, diakses pada 29 Oktober 2012 pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. Theodolit. http://theodolit.blogspot.com/, diakses pada 29 Oktober 2012 pukul 20.30 WIB.
Anonim. 2012. Theodolit.http://www.ilmusipil.com/teodolit-sebagai-alat-ukur-tanah, diakses pada 29 Oktober 2012 pukul 21.00 WIB.
Muhamadi, Mansur. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

2 komentar:

Pace Arsitek mengatakan...

NIce ijin sedot

Unknown mengatakan...

Do you realize there's a 12 word sentence you can speak to your partner... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness for you deep within his heart?

Because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, treasure and guard you with his entire heart...

12 Words That Trigger A Man's Desire Response

This impulse is so hardwired into a man's mind that it will drive him to work better than before to love and admire you.

Matter of fact, triggering this powerful impulse is so important to getting the best ever relationship with your man that as soon as you send your man one of the "Secret Signals"...

...You will soon notice him open his soul and heart for you in such a way he never expressed before and he'll distinguish you as the only woman in the universe who has ever truly tempted him.

Posting Komentar