THEODOLIT
(Makalah Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan
Wilayah)
Oleh
Kelompok 1
Akbar Rulianto 1114151003
Anisa Awalul 1114151007
Edrian Junarsa 1114151023
Erwin 1114151029
Kiki Dwi A. 1114151038
Lirih Wigaty 1114151040
Maya Adelina 1114151044
Riska E. 0914081038
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Theodolit adalah salah satu alat ukur
tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan
sudut tegak, theodolit juga dapat
digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat
datar orde rendah. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit
sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam
pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat
Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada
theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan
bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku
pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan
makalah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kegunaan
theodolit.
b. Untuk mengetahui bagian bagian
dari theodolit.
II.
ISI
.
Sebelum teodolit, instrumen seperti lingkaran geometris persegi dan berbagai lulus (circumferentor) dan setengah lingkaran (graphometer) digunakan untuk mendapatkan baik pengukuran sudut vertikal atau horizontal. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menaruh dua perangkat ukur ke satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan instrumennya dalam lampiran bukunya Margarita Philosophica, yang diterbitkan di Strasburg tahun 1512. Digambarkan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan pembuat peta, yang membuat perangkat di tahun yang sama disebut Waldseemüller. instrumen nya polimetrum tersebut.
Sebelum teodolit, instrumen seperti lingkaran geometris persegi dan berbagai lulus (circumferentor) dan setengah lingkaran (graphometer) digunakan untuk mendapatkan baik pengukuran sudut vertikal atau horizontal. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menaruh dua perangkat ukur ke satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan instrumennya dalam lampiran bukunya Margarita Philosophica, yang diterbitkan di Strasburg tahun 1512. Digambarkan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan pembuat peta, yang membuat perangkat di tahun yang sama disebut Waldseemüller. instrumen nya polimetrum tersebut.
Kejadian
pertama kata "teodolit" ditemukan dalam buku pelajaran survei Praktek
geometrik bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang diterbitkan
secara anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. etimologi dari kata tersebut tidak
diketahui. Bagian pertama dari theo Latin Baru-delitus mungkin berasal dari bahasa
Yunani, "untuk dilihat atau melihat perhatian pada ", [7] tetapi
bagian kedua lebih membingungkan dan sering dihubungkan dengan sebuah variasi
tdk seperti seorang sarjana dari salah satu kata Yunani yang berarti
"jelas", delitus adalah variasi dari deletus terlentang Latin, dalam
arti" dicoret ".
Modern
theodolites
Dalam theodolites hari ini, pembacaan keluar dari lingkaran horizontal dan vertikal biasanya dilakukan secara elektronik. pembacaan dilakukan dengan encoder rotary, yang bisa mutlak, misalnyamenggunakan kode Gray, atau tambahan, menggunakan lampu jarak yang sama dan band radial gelap. Dalam kasus terakhir lingkaran berputar dengan cepat, mengurangi pengukuran sudut
Dalam theodolites hari ini, pembacaan keluar dari lingkaran horizontal dan vertikal biasanya dilakukan secara elektronik. pembacaan dilakukan dengan encoder rotary, yang bisa mutlak, misalnyamenggunakan kode Gray, atau tambahan, menggunakan lampu jarak yang sama dan band radial gelap. Dalam kasus terakhir lingkaran berputar dengan cepat, mengurangi pengukuran sudut
untuk
pengukuran elektronik perbedaan waktu. Selain itu, akhir-akhir ini sensor CCD
telah ditambahkan ke bidang fokus teleskop sehingga kedua auto-target dan pengukuran
otomatis target sisa offset. Semua ini diimplementasikan dalam
perangkat lunak tertanam.
Teodolit
merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut
harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah (Muhamadi,
2004). Menurut Farrington (1997) dalam Anggraeni
(2004) teodolit pada dasarnya berupa teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
berbentuk pembulat )piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga
dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Bagian-bagian yang penting
dari alat teodolit menurut Muhamadi (2004):
a. Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
b. Lingkaran skala vertical
c. Sumbu mendatar
d. Indeks pembaca lingkaran
skala tegak
e. Penyangga sumbu mendatar
f. Indeks pembaca lingkaran
skala mendatar
g. Sumbu tegak
h. Lingkaran skala mendatar
i. Nivo kotak
j. Nivo tabung
k. Tribrach
l. Skrup kaki tribrach
Kegunaan Teodolit
Di
dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, teodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari (Anonim. 2010).
Konstruksinya
·
Teodolit repetisi
Lingkaran skala
mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak. Bila skrup pengunci lingkaran
skala mendatar dibuka, maka tidak dapat dilakukan pengukuran sudut. Besarnya
sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan ke dua buah target hanya
dapat diukur kalau skrup pengunci lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebab
bila sekrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada saat
diputar, piringan skala mendatar ikut berputar bersama-sama dengan indek
pembaca lingkaran mendatar.
Keuntungannya adalah
dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu arah garis bidik tertentu. Misal
pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala mendatarnya dibuat 0o,
kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan skala mendatar di B juga
merupakan sudut APB
·
Teodolit reiterasi
Lingkaran skala
mendatar (horizontal) teodolit menyatu dengan tribrach, sehingga lingkaran
mendatar tidak dapat diputar atau bersifat tetap. Akibatnya bacaan lingkaran
mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan arah. Jadi sudut yang
dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan arah kedua
dikurangi bacaan arah pertama.
Sistem pembacaan
- Sistem dengan indeks garis
- Sistem dengan nonius
- Sistem dengan micrometer
- Sistem koinsidensi
- Sistem digital
Ketelitiannya
a. Teodolit presisi/teliti, misal Wild tipeT-3
b. Teodolit satu sekon, misal Wild tipe T2
c. Teodolit puluhan sekon , misal Shokisa tipe
TM-20
d. Teodolit satu menit, misal Wild tipe T0
Pengoperasian Teodolit
Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan.
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat
mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9. Atur
(levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur
tersebut.
10.Atur
(levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur
tersebut.
11.Posisikan
theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri
atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari
centering optic.
12.Lakukan
pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13.Periksa kembali ketepatan nilai
index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan
sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.
Bagian –
Bagian Dari Theodolit
Konstruksi
instrument theodolite ini secara mendasar dibagi menjadi 3 bagian:
1.
Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang
menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi
lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2.
Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan
diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas
sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk
lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di
tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius.
Di atas plat nonius ini
ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan
sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran
dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di
permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila
dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal
yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal
yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3.
Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah
sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai
diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula
diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran
mendatar.
Macam / Jenis Theodolit
1. Macam Theodolit menurut sistem bacaannya:
·
Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis
·
Theodolite sistem baca dengan Nonius
·
Theodolite sistem baca dengan Micrometer
·
Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi
·
Theodolite sistem baca dengan Digital
2. Theodolit menurut skala ketelitian
·
Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)
·
Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)
·
Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)
·
Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)
·
Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)
Persyaratan Operasi Theodolit
a. Sumbu ı harus tegak lurus dengan
sumbu ıı (dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).
b. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu ıı.
c. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan
indeks skala tegak.
d. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak
lurus dengan sumbu ıı.
Cara-Cara Penyetelan Theodolit:
a. Dirikan statif sesui dengan prosedur yang ditentukan.
b. Pasang pesawat diatas kepala
statif dengan mengikatkan landasan peawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
c. Stel nivo kotak dengan cara:
- Putarlah sekrup A,B secara
bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat
gambar a)
- Putarlah sekrup c ke kiri
atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah (lihat gambar b)
- Setel nivo tabung dengan
sekrup penyetel nivo tabung.
Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel
(A,B,C), maka caranya adalah:
1.
Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B(lihat
gambar a)
2.
Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama,
hingga gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat gambar a)
3.
Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat
gambar b)
4.
Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung
nivo bergeser ketengah.
5.
Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo
tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah
Cara Pembacaan Baak Ukur
Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak
kecil yang berwarna merah dan hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan
setiap kotak kecil panjangnya 1cm.
Langkah Perhitungan
Jika
Memakai Sudut Vertikal (Zenith) :
o Do = (BA-BB) x100 x sin V,
jarak optis
o Do = (BA-BB) x 100 x sin2 V,
jarak datar
Jika
Memakai Sudut Vertikal (Elevasi)
o Do = (BA-BB) x 100 x cos V,
jarak optis
o Do = (BA-BB) x100 x cos2 V,
jarakk datar
Perhitungan
Beda Tinggi (∆H)
Jika
memakai sudut vertical (zenith) :
∆h = ta + dh – BT
tan V
Jika
memakai sudut vertical (elevasi) :
∆h = ta + (dh x tan V) – BT
Perhitungan
Ketinggian
TPx = TP1 + ∆h
TP1 adalah ketinggian di titik pesawat
Theodolite
merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam
survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua
sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Survei
dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan
atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief
atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien
(Farrington 1997).
Dengan
adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah.
Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan
sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
III.
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah
diatas adalah sebagai berikut :
1.
Kegunaan dari theodolit dapat digunakan dalam
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, teodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari
2. Bagian-bagian theodolit terdiri dari
bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah.
DAFTAR
PUSTAKA
Anngraeni.
2004. Bab 2. Praktikum Simulasi Survey A. http://elisa.ugm.ac.id,
diakses pada 29 Oktober 2012 pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. Theodolit. http://theodolit.blogspot.com/,
diakses pada 29 Oktober 2012 pukul 20.30 WIB.
Anonim. 2012.
Theodolit.http://www.ilmusipil.com/teodolit-sebagai-alat-ukur-tanah, diakses pada 29
Oktober 2012 pukul 21.00 WIB.
Muhamadi,
Mansur. 2004. Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
2 komentar:
NIce ijin sedot
Do you realize there's a 12 word sentence you can speak to your partner... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness for you deep within his heart?
Because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, treasure and guard you with his entire heart...
12 Words That Trigger A Man's Desire Response
This impulse is so hardwired into a man's mind that it will drive him to work better than before to love and admire you.
Matter of fact, triggering this powerful impulse is so important to getting the best ever relationship with your man that as soon as you send your man one of the "Secret Signals"...
...You will soon notice him open his soul and heart for you in such a way he never expressed before and he'll distinguish you as the only woman in the universe who has ever truly tempted him.
Posting Komentar