KUALITAS TEMPAT TUMBUH DAN PENJARANGAN
( Laporan Praktikum Silvikultur )
Oleh
Rumiko Rivando 0814081062
Esra M Simangunsong 0814081038
Fitri L Manurung 0814081040
Hendra Marti Sya Ban 0814081044
Rio Yudischa 0814081061
Resti Widya Putri 0854081010
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Kuadran I
No | Jenis Tumbuhan | Tinggi | Diameter | Koordinat | Ket |
1 | Rambutan | 10 m | 38,53 cm | 8,-2 | hidup |
2 | Petai | 20 m | 45,41 cm | 12,-1 | hidup |
Kuadran II
No | Jenis Tumbuhan | Tinggi | Diameter | Koordinat | Ket |
1 | Durian | 24 m | 66,24 cm | 15,1 | hidup |
2 | Durian | 21 m | 95,54 cm | -3,11 | hidup |
B. Pembahasan
Berkaitan dengan keberhasilan produksi hasil hutan, tempat tumbuh merupakan faktor yang sangat menentukan. Setiap spesies membutuhkan persyaratan tempat tumbuh yang berbeda agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Dalam pertumbuhan tanaman, sering kali terjadi keragaman dalam satu jenis pohon, yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan (environmental variation). Keragaman tersebut dapat berupa keragaman geografis, dan keragaman lokal antar tempat tumbuh (Soerianegara 1969). Pengetahuan mengenai persyaratan tempat tumbuh bagi suatu spesies sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pengusahaan hutan.
Kualitas tempat tumbuh di daerah kawasan agroforestry ini atau tepatnya sering disebut youthcamp ini cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi tumbuhan yang ditanam. Jenis tanaman yang kami amati yang tergolong fase pohon antara lain pohon durian dan pohon petai. Sedikitnya jenis tanaman yang termasuk fase pohon membuktikan bahwa keanekaragamannya rendah.
Untuk meningkatkan efisieansi pengguanaan lahan seharusnya tanaman MPTS lebih di tambah jenisnya sehingga selain meningkatkan keanekaragaman hayati hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. Semakin banyak jenis pohon maka hasil huutan yang dapat diperoleh dapat beranekaragam.
Berdasarkan pengamatan kami, profil tegakan di kawasan ini sudah cukup baik dan termasuk ke dalam profil tegakan heterogen namun masih perlu ditambah jenisnya. Tegakan heterogen ini disebabkan karena kawasan ini menganut prinsip agroforestry.
Faktor tempat tumbuh, dalam pandangan silvikultur merupakan semua faktor yang berhubungan dan mempengaruhi vegetasi hutan. Tempat tumbuh sangat kompleks dan merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berbeda. Jenis dan kuantitas suatu vegetasi yang dihasilkan pada suatu areal memiliki korelasi dengan faktor-faktor tempat tumbuh. Perubahan satu faktor penyusun tempat tumbuh akan berdampak pada perubahan sifat-sifat vegetasi dan produktivitas hutan.
Faktor lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh faktor lingkungan hidup terhadap hidup dan tumbuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon dipelajari dari segi autekologi. Dengan pengetahuan ekologi (autekologi) dan fisiologi yang baik, dapat dilakukan tindakan silvikultur yang tepat sehingga produksi hutan dapat ditingkatkan dalam hal kualitas dan kuantitas (Soerianegara dan Indrawan 2002).Pengaruh arah lereng (aspek) terhadap tempat tumbuh berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang dapat diterima oleh tanaman. Pada umumnya lereng yang menghadap utara dan timur cenderung memberikan kualitas tempat tumbuh yang lebih baik daripada lereng yang terletak di sebelah selatan dan barat (Suhendang 1990).
Sifat fisik tanah lebih penting pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tegakan hutan dibanding sifat kimia dan biologisnya Ketebalan horizon A memiliki hubungan dengan ruang bagi pertumbuhan akar Permeabilitas dapat digunakan sebagai petunjuk bagi besar kecilnya ruang tumbuh tanaman Tekstur tanah akan mempengaruhi sifat tanah yang lain seperti struktur, porositas, kapasitas memegang air (water holding capacity), kerapatan lindak (bulk density), dan lain-lain Secara umum, pertumbuhan pohon hutan kurang menunjukkan korelasi yang nyata dengan sifat kimia tanah. Karena itu dalam mengkaji hubungan antara sifat kimia tanah dengan pertumbuhan pohon masih sangat kurang. Namun demikian, sifat kimia tanah bukan faktor yang dapat diabaikan dalam menduga korelasi antara tempat tumbuh dengan pertumbuhan dan produksi pohon.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1) Faktor tempat tumbuh, dalam pandangan silvikultur merupakan semua faktor yang berhubungan dan mempengaruhi vegetasi hutan.
2) Profil tegakannya adalah heterogen karena kawasan ini menganut prinsip agrroforestry.
3) Sifat fisik tanah lebih penting pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tegakan hutan dibanding sifat kimia dan biologisnya
B. Saran
Untuk memperoleh suasana yang berbeda dari tiap tahunnya harap dipertimbangkan agar dalam praktikum selanjutnya di tempat yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
1 komentar:
tipus,dapus masa ga ada
pelit btol bang
Posting Komentar